Rabu, 07 September 2016

umum

Angkat keragaman budaya etnik, pemerintah beri perhatian fesyen

Angkat keragaman budaya etnik, pemerintah beri perhatian fesyen
Menko PMK. ©2016 Merdeka.com
Merdeka.com - Industri kreatif asli Indonesia, termasuk di bidang fesyen merupakan salah satu dari sepuluh produk potensial ekspor dalam rangka meningkatkan kemandirian dan jati diri bangsa Indonesia. Pemerintah sangat menaruh perhatian dan harapan besar terhadap penyelenggaraan fashion show Folk n Vogue: 100 persen Indonesia.

Demikian dikatakan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani saat memberikan sambutan pada pembukaan Folk n Vogue: 100 persen Indonesia di Balai Sidang Jakarta, Rabu (7/9).

Tampak hadir dalam agenda ini antara lain Bintang Puspayoga, mewakili Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas), para desainer dan peserta Folk n Vogue: 100 persen Indonesia.

Menurut Puan, langkah dan upaya untuk mengangkat keragaman budaya etnik Indonesia pada even Folk n Vogue: 100 persen Indonesia, khususnya yang bertemakan fesyen dan industri kreatif asli Indonesia adalah sangat tepat.

"Indonesia begitu kaya dengan aneka ragam budaya daerah, lebih dari 300 kelompok etnik atau sedikitnya 1.340 suku bangsa menurut sensus penduduk tahun 2010. Puncak-puncak budaya daerah yang merupakan puncak-puncak karya kreatif dan inovatif dari masing-masing suku bangsa inilah yang membangun budaya asli 100 persen Indonesia, termasuk di bidang busana," jelas Puan.

Menko PMK mengatakan Indonesia mempunyai beraneka ragam busana nusantara. Dengan berbagai simbol dan ornamen busana yang mewakili elemen estetis dan filosofis yang menjadi kearifan masing-masing suku bangsa atau daerah.

"Setidaknya kita mempunyai lebih dari 10 ragam kain asli nusantara, seperti tenun ikat Bali dan Flores, kain songket Palembang dan Minangkabau, kain sulam Karawo Gorontalo, kain sutra Bugis, kain Sasirangan, kain ulos Batak, kain tapis Lampung, kain batik, kain gringsing, kain besurek, kain tenun Dayak, dan masih banyak lagi," paparnya.

Puan juga mengingatkan akan derasnya arus globalisasi yang ditandai dengan pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi serta sengitnya persaingan global di semua bidang kehidupan, termasuk di bidang busana. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu cepat telah melahirkan dunia tanpa batas. Hal ini pada gilirannya membawa dampak negatif berupa gegar budaya dan ketunggalan identitas global di kalangan generasi muda Indonesia.

"Cepat atau lambat jika tidak disikapi dengan bijak dan cermat, hal ini akan meminggirkan budaya daerah, budaya asli Indonesia yang penuh dengan kearifan setempat yang telah berkembang selama ratusan, bahkan ribuan tahun di tanah air kita tercinta," kata Puan.

Puan berharap agenda ini memberikan kontribusi terhadap perkembangan produk seni dan budaya kreatif khususnya industri fesyen Indonesia. Bahkan ke depan diharapkan ajang ini dapat menjadi even perhelatan dunia di Indonesia.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Daftar Blog Saya